Elektro.umsida.ac.id – Tikus telah lama menjadi musuh utama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan rumah tangga. Hewan pengerat ini tidak hanya mengancam makanan, tetapi juga dapat menjadi vektor penyebaran penyakit serius. Kehadiran tikus di dapur, gudang, dan sudut-sudut rumah lainnya kerap menciptakan kekhawatiran besar bagi penghuni rumah.
Metode tradisional seperti jebakan manual dan racun tikus telah digunakan secara luas untuk mengatasi masalah ini. Sayangnya, solusi ini tidak selalu memberikan hasil optimal. Jebakan manual, misalnya, memerlukan pengawasan intensif, yang tidak praktis bagi banyak orang. Sementara itu, racun tikus memiliki risiko tinggi terhadap keamanan hewan peliharaan dan anak-anak, terutama jika tidak digunakan secara hati-hati. Dalam beberapa kasus, racun juga menyebabkan masalah lingkungan karena dapat mencemari area sekitarnya.
Dengan semua kekurangan ini, kebutuhan akan solusi inovatif yang aman dan efektif semakin mendesak. Di sinilah teknologi berbasis Internet of Things (IoT) hadir sebagai jawaban untuk mengatasi masalah tikus dengan pendekatan modern dan berteknologi tinggi.
Solusi IoT Berbasis Kamera ESP32
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memperkenalkan jebakan tikus otomatis berbasis IoT yang menggunakan teknologi canggih untuk mendeteksi, menangkap, dan memonitor keberadaan tikus secara real-time. Perangkat ini didesain dengan memanfaatkan ESP32-CAM, NodeMCU ESP8266, dan sensor ultrasonik HCSR-04 sebagai komponen utama.
Cara kerjanya dimulai dengan sensor ultrasonik yang mendeteksi keberadaan tikus pada jarak tertentu. Ketika tikus berada dalam jarak yang terdeteksi oleh sensor, motor servo akan menggerakkan pintu jebakan untuk menangkap tikus. Sistem ini terintegrasi dengan aplikasi Blynk yang memungkinkan pengguna memantau kondisi perangkap melalui kamera ESP32-CAM dan menerima notifikasi langsung di smartphone. Tidak hanya itu, jebakan listrik yang diaktifkan oleh relay memastikan tikus tereliminasi dengan cara yang cepat dan efektif.
Keunggulan utama perangkat ini adalah kemampuannya untuk memberikan kendali penuh kepada pengguna. Dengan hanya menggunakan smartphone, pengguna dapat mengelola perangkap dari jarak jauh, mulai dari memantau kondisi hingga mengaktifkan jebakan listrik sesuai kebutuhan.
Hasil Pengujian yang Mengesankan
Prototipe jebakan tikus ini telah melalui berbagai pengujian untuk memastikan efektivitas dan keandalannya. Salah satu pengujian penting adalah pengujian sensor ultrasonik. Hasilnya menunjukkan bahwa sensor ini memiliki rata-rata error hanya 1,85% dalam mendeteksi jarak, dengan tingkat akurasi tinggi pada jarak hingga 15 cm.
Selain itu, pengujian juga dilakukan pada kemampuan NodeMCU ESP8266 dan ESP32-CAM dalam menangkap sinyal internet. Pada jarak hingga 10 meter dari router, kedua perangkat ini menunjukkan performa optimal dengan koneksi yang stabil. Namun, pada jarak lebih jauh, kekuatan sinyal berkurang sehingga dapat memengaruhi kecepatan pengiriman data ke aplikasi Blynk. Meski begitu, dalam jarak ideal, perangkat ini mampu merespon perintah dengan delay hanya 0,7 detik, menunjukkan efisiensi yang sangat baik.
Hasil pengujian lainnya juga menunjukkan bahwa motor servo bekerja dengan sempurna dalam menggerakkan pintu jebakan sesuai dengan sinyal dari sensor. Dalam 15 percobaan, perangkat ini berhasil menangkap tikus dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Kamera ESP32-CAM juga mampu memberikan tampilan video real-time yang jelas, memungkinkan pengguna untuk memantau kondisi jebakan kapan saja.
Masa Depan Inovasi Jebakan Tikus Berbasis IoT
Inovasi ini tidak hanya relevan untuk penggunaan di rumah tangga, tetapi juga memiliki potensi besar untuk aplikasi skala komersial. Gudang makanan, restoran, dan area penyimpanan hasil pertanian dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menjaga kebersihan dan mengurangi risiko kerugian akibat infestasi tikus.
Untuk masa depan, ada banyak peluang untuk mengembangkan teknologi ini lebih lanjut. Misalnya, integrasi kecerdasan buatan (AI) dapat membantu perangkat ini mengenali pola perilaku tikus, sehingga meningkatkan efisiensi dalam mendeteksi dan menangkap hama. Selain itu, penambahan fitur seperti pengisian daya otomatis atau sistem energi berkelanjutan dapat membuat perangkat ini lebih ramah lingkungan dan tahan lama.
Penggunaan teknologi IoT dalam jebakan tikus ini juga membuka pintu bagi kolaborasi lintas sektor. Industri teknologi dapat bekerja sama dengan pakar biologi atau kesehatan lingkungan untuk menciptakan solusi yang lebih holistik dalam pengendalian hama.
Jebakan tikus berbasis IoT yang dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adalah terobosan besar dalam pengendalian hama. Dengan memanfaatkan teknologi seperti ESP32-CAM, NodeMCU ESP8266, dan aplikasi Blynk, perangkat ini memberikan solusi yang aman, efektif, dan nyaman untuk mengatasi masalah tikus. Tidak hanya bermanfaat untuk rumah tangga, inovasi ini juga memiliki potensi besar untuk diterapkan di sektor komersial.
Di tengah meningkatnya kebutuhan akan solusi pengendalian hama yang modern, perangkat ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif. Dengan pengembangan lebih lanjut, jebakan tikus berbasis IoT ini berpotensi menjadi standar baru dalam industri pengendalian hama, membawa manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan.
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa