Kemahasiswaan

Juara Bergengsi di Ajang Kompetisi Mobil Hemat Energi



Kebahagiaan terlihat dari wajah 7 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umisda) yang mengikuti Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017, di Kenpark Kenjeran Surabaya, (7-11/11/17).

Pasalnya mereka berhasil menjadi runner up untuk kategori Prototype Mobil Listrik dalam kompetisi yang diikuti 22 kampus-kampus ternama seperti ITB, UI, ITS, UB, UPI, UNJ, UGM, atau UNEJ. Total untuk seluruh kategori, ada 80 peserta yang lolos seleksi untuk mengikuti lomba ini.

“Mimpi yang saat itu terasa mustahil dan terdengar gila bagi orang lain akhirnya menjadi kenyataan,” ungkapan hati Indah Sulistyowati ST MT, dosen pembimbing tim, pada PWMU.CO, Rabu (15/11/17).

Maklum, lanjutnya, kami dari kampus kecil yang belum punya budaya kuat dalam hal kompetisi mobil. “Kok bermimpi menjadi juara. Sementara peserta lain adalah kampus-kampus top. Jadi, kata dia, ini adalah Dream Comes True bagi tim IMEI (Ikatan Mahasiswa Elektro Indonesia) Umsida,” ujar Indah yang menjelaskan bahwa tim IMEI adalah satu-satunya yang dari Jurusan Elektro, karena yang lain dari Jurusan Mesin.

Menjadi runner-up, menurut Indah, bukan sesuatu yang instan. “Prosesnya panjang, berdarah darah. Pengorbanan tim luar biasa di sini. Karena sekali lagi, kita bukan dari kampus besar, sehingga dana sangat terbatas untuk riset mobil listrik,” papar dia.

Dia berharap mendapatkan sponsor untuk lomba berikutnya di Shell Eco Marathon Asia 2018 di Singapura pada Pebruari mendatang. Dia yakin tim bisa mencatatkan hasil yang lebih baik dari sekarang. “Tentunya untuk mewujudkan ini, kami butuh dukungan besar dari pihak kampus,” harapnya.

Saat penganugerahan tropy dan hadiah di Kenpark Kenjeran Surabaya, (Foto Dian/PWMU.CO)

Tim mobil IMEI yang terbentuk sejak 2013 mulai menampilkan karyanya dengan mengikuti Kompetisi Robotika PLC hingga akhirnya berfokus di lomba mobil, yang diawali dengan mengikuti KMHE 2013 di Kenpark, Kenjeran Surabaya.

“Saat itu kita mengirim 2 mobil kelas urban diesel dan urban listrik. Sebagai pemula, mobil kita saat itu terlalu berat dan banyak lagi kesalahan,” jelas Indah.

Dari situlah tim kemudian belajar bagaimana membuat mobil untuk kompetisi. “Bahan apa yang ringan untuk pembuatan mobil, baterai apa yang ringan dan sebagainya. Kita belajar banyak dari tim lain saat itu,” urai Indah.

Pada tahun 2014 tim mengikuti Shell Eco Marathon Asia di Filipina dan masuk 7 besar. “Lalu ikut lagi Shell Eco Marathon Asia 2015 di Filipina dan tahun kemarin ikut KMHE 2016 di Yogyakarta. Dari semua kompetisi ini kita terus belajar sehingga akhirnya sekarang itu semua berbuah manis,” kata Indah. (dian)